Skip to Content
Loading...
Admin Madasta
Admin Madasta
Online
Ahlan...👋
Ada yang bisa dibantu?

Anak-anak Kita Sedang Berjuang

Anak-anak Kita (Santri) Sedang Berjuang di Ma'had / Pondok Pesantren

Anak-anak Kita Sedang Berjuang


Menjelang dimulainya tahun ajaran baru, beberapa ma'had (pondok pesantren) mulai membuka pendaftaran santri baru. Orang tua punya banyak pilihan ma'had untuk anak mereka dengan beragam alasan kala menentukan ma'had pilihan. 

Semisal karena alasan jarak yang dekat, agar memudahkan ketika melakukan kunjungan dan antar jemput. Atau, karena ma'had tersebut dikenal memiliki kualitas pendidikan yang bagus meski di tempat yang jauh.

Ada yang beralasan lain, "Walaupun dalam hal kurikulum, gak mengambil yang paling tinggi (dalam hal pemilihan kitab), tapi segi keseriusan mengurus pondoknya terlihat terus berproses," ujar salah seorang teman saya ketika memutuskan mendaftarkan anaknya di salah satu ma'had pilihannya.

Soal pilihan itu memang berpulang pada masing-masing orang tua. Yang penting, jangan lupa bersyukur kepada Allah 'azza wa jalla yang telah memberikan hidayah kepada anak-anak. Anak-anak yang rela berpisah untuk sementara waktu dengan ayah, ibu dan saudara-saudaranya. Anak-anak yang ridho kesehariannya bakal lebih banyak dihabiskan mempelajari ilmu agama ketimbang bermain seperti teman-teman sebayanya di luar pondok.

Untuk itu, hargailah perjuangan mereka. Hargailah semangat mereka dalam menuntut ilmu. Andai jika nantinya --ba'dallah-- hafalan anak-anak kita terbilang lambat dari teman-temannya, jangan dimarahi. Mengapa hafalan tidak sebanyak teman-temannya?

Memang sepertinya lambat dibanding anak-anak yang lain. Sedikit dibandingkan dengan teman-temannya, tapi bagaimanapun itu ilmu. Mereka telah berjuang untuk menghafalkan ayat-ayat Allah 'azza wa jalla. Berikan pujian dan terus semangati mereka.

"Jangan sampai kita mematahkan semangatnya. Walaupun sepertinya sedikit, sedikit memang jika dibandingkan dengan teman-temannya,  tetapi itu ilmu. MasyaAllah. Bagus, Nak. Baarakallahu fiik. Terus maju, terus tingkatkan semangatmu. Dipuji. Dia sedang menghafalkan ayat Al Quran. Satu ayat sangat besar pahalanya. Satu huruf itu satu kebaikan. Satu kebaikan dilipatgandakan 10 kali dan anak kita walau menghafal 2 baris tapi dia berjuang berkali-kali untuk membaca dan memang nggak hafal-hafal. Belajar di pondok tidak hanya belajar hafalan, dia juga belajar adab, belajar akhlak," papar gurunda al Ustadz Muhammad Rijal, Lc hafidzahullah di kajian berjudul "Belajar Menghargai" di masjid Madasta (Ma'had Darul Atsar Tasikmalaya). Kajian tersebut merupakan bagian dari sesi Dauroh Madasta yang berlangsung di Ahad, 28 Januari 2024.

Meski hafalan sedikit, namun tampak perubahan adab dan akhlak yang semakin membaik setelah dipondokkan. Tutur katanya baik, suka membantu orang tua.  

"Ini sesuatu yang besar. Ini kadang kita yang salah, kita belum bisa menghargai," kata gurunda pengasuh Ma'had Al-Faruq As-Salafy, Kalibagor Banyumas itu.

Gurunda kemudian mengisahkan tentang Abdullah Ibnu Wahab, salah seorang murid Imam Malik. Abdullah bin Wahab disebutkan belajar adab kepada Imam Malik lebih banyak ketimbang belajar ilmu (hafalan hadits). Bahkan Imam Malik sendiri belajar adab selama 30 tahun dan  belajar ilmu (menghafal hadits) selama 20 tahun. Rahimahumallah.

Berilmu tapi tak beradab dan berakhlak, apa guna?

(Abu Zakariyya Thobroni, Rabu 26 Rajab 1445H/7 Februari 2024)

https://t.me/geraifathimah

Berbagi

Postingan Terkait

Posting Komentar

Konfirmasi Penutupan

Apakah anda yakin ingin menutup pemutaran video ini?